RSS

Kebencian warisan masa lalu

Kebencian warisan peradaban masa lalu.


Jika saya seseorang yang baru masuk Islam apakah saya harus ikut membenci atau tidak menyukai segala hal yang tidak di sukai umat islam secara umum?.


Mengapa Islam anti Yahudi, itu karena Islam dan Yahudi tidak bisa lepas dari sejarah masa lalu.sejarah dan perselisihan itu terus di pelihara seakan manusia itu ada yang di kutuk Tuhan  ada yang tidak. apa yang membuat persepsi seperti ini terpelihara dalam peradaban?


Islam juga tidak bisa lepas dari masa lalunya dengan umat kristiani. Seakan mereka adalah mahluk yang di benci Tuhan. Begitu juga umat kristiani, tidak bisa melupakan masa lalu, sejarah dan perselisihan itu terpelihara dengan baik dalam peradaban.


Pertentangan dan perselisihan ini sering menimbulkan bencana kemanusiaan yang belum tentu di restui Tuhan oleh karena parameter nya kabur oleh ambisi hawa nafsu kekuasaan dan lain lain.


Padahal secara logika, jika ada agama saling bertentangan, maka seharusnya tidak ada bencana, karena apapun alasannya, "Supremasi Agama adalah Kedamaian bagi umat manusia ", kalau bisa nol bencana. Apapun kejadian dalam masyarakat beragama, harus bisa diselesaikan dengan damai. Masyarakat beragama adalah masyarakat yang berbudi luhur, bukan masyarakat biadab.


Rasulullah Saw hanyalah pemberi peringatan atau pemberi pengetahuan. Beliau tidak di perintahkan dalam doktrin "One World One Religion". Jika orang mau mendengar dan menjadi pengikut beliau maka silakan, jika tidak maka tidak ada masalah.

Ini tanda bahwa wujud Islam sebenarnya adalah Damai. saya kira agama lain juga demikian, para nabi keturunan nabi Ibrahim adalah utusan yang Damai. Begitu pula dari non Semit seperti Buddha dan para Resi Brahmana Hindu. Semuanya adalah penganjur perdamaian.

Bencana yang timbul akibat agama adalah karena kesalah fahaman. Persoalan utamanya adalah.Wujud  Kebenaran yang multi tafsir.


Jalan bijak bagi setiap umat beragama dalam mendukung supremasi agama yakni Jalan Damai, adalah usaha meredam kebencian dalam diri setiap penganut agama. Apalagi kebencian tersebut merupakan warisan masa lalu. Tidak layak lagi di pelihara. Yang harus di waspadai adalah musuh agama yang berlindung di balik nama agama. Musuh agama adalah musuh agama, mana mungkin ia beragama,kecuali identitas belaka. Dalam kasus seperti ini umat beragama harus berfikir jernih,bahwa mereka yang memusuhi agama pastilah bukan orang beragama, waspadailah mereka. Karena merekalah bencana agama itu terjadi,mereka bisa mengadu domba umat beragama untuk tujuan tertentu. Inilah yang di benci Tuhan. Tuhan tidak membenci orang beragama, bagaimanapun persepsi orang tentang sebuah agama, maka agama tetap mengajarkan budi luhur, Tuhan tidak benci pada manusia ber budi luhur , ini sudah jelas. Adapun koreksi yang muncul antar agama karena ada perbedaan, maka harus di selesaikan dengan cara beragama, dengan budi yang luhur dan tentu saja tanpa bencana. Jika sempat terjadi bencana, maka jelas ada pelaku agama yang sesat yang membuat bencana terjadi, pelaku ini adalah musuh agama, bukan orang beragama. Ini logika yang saya kira tidak keluar dari lingkaran Syari'at.

Siapapun manusia itu,jika sempat ia menyebarkan kebencian di tengah umat beragama,nyatalah bahwa dia musuh agama, tidak logis menyebar kebencian terhadap manusia beragama yang berbudi luhur.Cobalah cari musuh agama itu dengan tidak melibatkan nama agama. Nama agama tidak layak di jadikan dalih masalah , ini kesesatan akal. Musuh agama adalah musuh agama, ia bukan nama agama,sekalipun mereka berlindung di balik nama agama,mereka tetap musuh agama dan bukan manusia beragama yang berbudi luhur. Harus bisa di hapuskan nama agama sebagai dalih masalah, karena agama adalah unsur yang luhur, mustahil ia menjadi unsur satanic yang menggiring manusia dalam bencana, tidak relevan samasekali.


Dalam agama, siapapun bisa sesat, termasuk seorang guru besar Islam sekalipun. Hanya Tuhan yang tidak bisa sesat.


Published with Blogger-droid v2.0.4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar