RSS

Mati dan logika

Tanda2 bahwa manusia tidak mati.

Ada beberapa tanda yang cukup logis yang bisa menjadi dasar bahwa sesungguhnya manusia itu tidaklah dimatikan,melainkan hanya memasuki fase tertentu yang tidak diketahuinya oleh sebab manusia adalah ciptaan.manusia telah diatur sedemikian rupa oleh penciptanya.hanya penciptanya yang maha mengetahui tentang apa dan bagaimana manusia itu.manusia hanya mengikut saja apa yang menjadi kodrat baginya. Kodrat adalah merupakan rahasia penciptaan.


Tanda2 yang bisa menjadi dasar logis bahwa manusia itu tidaklah dimatikan adalah :

1. Nurani yang selalu menuntut kehidupan abadi,yang seakan menolak konsep kematian bagi dirinya.

Hal ini merupakan tanda yang logis,bahwa jika memang manusia itu dimatikan,mana mungkin penciptanya memberinya logika berfikir tentang keinginan dan angan2 kehidupan abadi.tidak ada gunanya kecuali sebuah siksa bathin bagi ciptaan.disinilah ke mustahilan itu,mustahil bahwa manusia itu mati atau hanya exist dalam periode waktu tertentu (umur).

2. Alam ini begitu luasnya.apakah kehadiran galaksi yang jumlahnya diperkirakan ribuan itu hanya untuk dilihat saja oleh manusia?...atau ia hanya menjadi hunian mahluk didalamnya yang kemudian hilang (mati) dan terus berganti dengan generasi2 baru? ...

Terlalu sederhana pendeketan logika seperti ini. Sementara ada tanda bahwa pencipta manusia itu tidaklah sederhana..ada pola2 logis yang menyatakan bahwa alam ini berjalan dalam pola yang tidak sederhana,manusia saja yang terbatas daya jangkau akalnya ke arah pola yang demikian rumit dan rapi susunan dan rencananya.

Ciptaan2 seperti galaksi serta hukum yang mengatur perilakunya adalah sebuah kecerdasan tak terjangkau akal. Apakah kecerdasan tak terbatas yang membangun alam ini hanya memberi pilihan hidup bagi manusia secara temporer?...hal ini bertolak belakang dengan kecerdasan tak terbatas yang menciptakan alam ini.terlalu sederhana konsep manusia yang menyatakan bahwa dirinya akan mati dan tidak hidup lagi jika di banding dengan kecerdasan tak terbatas yang mengadakan manusia dan alam ini. Manusia mungkin terlalu tergesa-gesa mengambil kesimpulan,seakan manusia menganggap bahwa penciptanya tidaklah lebih cerdas dari dirinya (manusia menyifatkan Tuhan seperti mahluk, error).


Published with Blogger-droid v2.0.4

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar